Dasar-Dasar Intelijen : Mengenal Intelijen
Profesi Intelijen
Menjadi petugas intelijen mungkin bukan cita-cita yang
diucapkan sebagai jawaban dari pertanyaan bapak\ibu guru kepada
siswa-siswinyanya. Dapat dipastikan, dokter, insinyur, pilot, atau tentara yang
paling umum menjadi jawaban.
Profesi intelijen memang unik. Intelijen mempunyai prinsip
kerja “berangkat tugas dianggap mati, berhasil tidak dipuji, gagal dicacimaki
dan diinterogasi, hilang tidak dicari, mati tidak diakui” dan sekarang ditambah
lagi gua frase “kaya dicurigai, miskin salah sendiri”. Dengan prinsip seperti itu seharusnya orang
normal enggan memilih profesi intelijen. Namun tetap saja ada orang tertarik
menjadi petugas intelijen, tergila-gila
menjadi seorang intelijen, bahkan mengaku-aku sebagai agen intelijen.
Negara tentu saja membutuhkan intelijen. Hal ini disebabkan
ancaman terhadap eksistensi suatu negara tidak bisa ditebak kapan datangnya.
Sekarang hampir semua organisasi juga membutuhkan intelijen. Dalam dunia bisnis
sekarang mucul istilah bussiness intelligence. Ini adalah suatu fase dimana
intelijen bukan dianggap sebagai kegiatan menakutkan dengan citra orang tegap,
berjaket kulit, pistol dan HT dipinggang, mengendarai Toyota Hardtop, tetapi
intelijen sudah dianggap sebagai ilmu yang dibutuhkan banyak pihak.
Apakah syarat dasar yang diperlukan untuk menjadi seorang
petugas intelijen?
- Merujuk pada asal kata intelligence, maka seorang intel harus cerdas dan tentu saja waras, kecerdasan di atas rata-rata diperlukan oleh seorang intel untuk menjalankan tugas diluar norma-norma umum, taktis dalam mengambil keputusan, mempunyai siasat, dan tidak boleh diketahui oleh orang lain.
- Setia kepada negara, nasionalisme dan patriotisme sangat kuat. Intelijen yang tidak setia kepada negara akan berubah status menjadi pemberontak atau separatis, bukan intelijen.
- Sehat, tugas seorang intel selain melakukan analisis juga bertugas di lapangan untuk itu diperlukan kondisi fisik yang prima, bahkan akan sangat membantu jika mempunyai kemampuan bela diri.
- Mampu beradaptasi dengan cepat, tugas seorang intel sangat dinamis, kadang harus bergaul dengan para pengusaha, kadang juga harus bergaul dengan pemulung, Jika tidak mampu beradaptasi dengan cepat maka petugas intelijen bisa stress dan menyusahkan organisasinya.
- Mampu menyimpan rahasia, seorang inte harus mampu menjaga rahasia, bahkan dalam kondisi dirayu ataupun disiksa tetap harus dijaga. Tugas yang dipercayakan kepada seorang intel adalah tugas istimewa yang tidak bisa dilakukan orang biasa, jika intel mudah membuka suara maka keistimewaan itu akan hilang
Manfaat Ilmu Intelijen
Masih beranggapan bahwa intelijen itu miliknya militer dan
polisi? Sebaiknya cepat-cepat buang anggapan itu karena sudah tidak relevan
lagi. Intelijen sebelum membumi menjadi sebuah taktik dan strategi perang sudah
dilakukan oleh masyarakat biasa yang tidak melakukan perang. Bagi pembaca
karya-karya Karl May tentang Winnetou Kepala Suku Apache tentu akan sangat
menimmati alur cerita yang banyak mengandung strategi intelijen. Terlepas
cerita tersebut hanya sebuah fiksi atau imajinasi tapi ini sedikit
menggambarkan bahwa kehidupan Suku Indian penuh dengan strategi intelijen.
Lebih dekat lagi mari kita menengok saudara-saudara kita
suku dayak di pedalaman yang menggunakan strategi intelijen dalam kehidupan
sehari-hari, saudara kita suku dayak melakukan pengintaian saat berburu, mereka
berjalan berhati-hati tidak menimbulkan suara. Ketrampilan masyarakat suku
dayak ini tentunya sangat layak dipelajari oleh siswa di Pusdikintel.
Penggunaan ilmu intelijen di kalangan militer sangat jelas
karena salah satu kegiatan militer adalah perang. Ilmu intelijen sangat
diperlukan untuk mengetahui gerakan musuh sehingga bisa direncanakan
serangan-serangan yang efektif untuk menghancurkan musuh.
Polisi tentu juga membutuhkan intelijen. Polri saat ini
gencar memerangi teroris yang tentu juga menguasai ilmu intelijen. Selain untuk
menumpas teroris Polri juga memerlukan ilmu intelijen untuk mengungkap
kasus-kasus kejahatan, mencegah peredaran narkoba. Polisi juga memerlukan ilmu intelijen untuk digunakan dalam
pembinaan masyarakat (penggalangan).
Dunia bisnis juga memerlukan ilmu intelijen yang sekarang
latah disebut bussiness intelligence. Beberapa lembaga bahkan sudah mengadakan
training intelijen bisnis untuk perusahaan-perusahaan. Persaingan produk
membuat perusahaan saling mengintai strategi kompetitor dan ini tentu akan
lebih mudah jika menguasai ilmu intelijen.
Debt Collector alias tukang tagih juga membutuhkan ilmu intelijen, selain untuk
mengintai para pengemplang tunggakan, tukang tagih juga menggunakan strategi
elisitasi untuk mengungkap keberadaan pengemplang tagihan lewat orang
terdekatnya.
Jangan meremehkan juga kaum pemulung, walaupun tidak pernah
menerima pendidikan intelijen mereka juga terlatih untuk menggunakan ilmu
intelijen secara otodidak. Mereka bisa memperkirakan di mana terdapat
barang-barang bekas dan di mana jumlah pemulung tidak banyak, sekaligus
bagaimana cara mereka lari jika dikejar-kejar satpol PP. Penjahat juga menggunakan
ilmu intelijen saat melakukan aksi dan saat menghindari jeratan hukum.
Ilmu intelijen sudah dipakai di mana-mana dan oleh berbagai
kalangan. Ibarat sebuah senjata, ilmu intelijen adalah pisau dan tergantung
penggunanya, apakah pisau mau digunakan untuk memotong
kacang panjang, untuk
mengupas mangga, atau untuk menyiangi ikan, atau menusuk orang?
Indonesia sedang dalam fase reformasi, salah satu produk
reformasinya adalah bidang intelijen, tentu akan menyoroti dengan sangat awas
aktivitas lembaga intelijen. Kesalahan sedikit saja dalam organisasi intelijen
akan menjadi bulan-bulanan secara politis. Mempelajari dan berlatih teknik
percakapan menggunakan elisitasi dan penyamaran dalam kegiatan klandestin
merupakan hal penting bagi petugas intelijen karena hal itu merupakan salah
satu langkah mencegah kegagalan operasi intelijen.
Dunia intelijen bisa dikatakan kejam. Petugas intelijen
mempunyai motto “berangkat tugas dianggap mati, berhasil
tidak dipuji, gagal dicacimaki dan diinterogasi, hilang tidak dicari, mati
tidak diakui”, dan sekarang bertambah lagi dua frase “kaya dicurigai, miskin salah sendiri”. Dari
motto tersebut dapat disimpulkan bawa dunia intelijen hampir tidak ada enaknya,
yang tersisa untuk dapat bertahan bagi seorang petugas intelijen adalah
kebanggaan atas kepercayaan negara.
Tidak semua operasi intelijen berjalan sukses, bahkan ada
operasi intelijen yang sudah dianggap sukses dikemudian hari ternyata
terbongkar, dan akhirnya operasi ini menjadi gagal. Salah satu parameter
kegagalan operasi intelijen adalah jika operasi tersebut diketahui oleh pihak
lain (oposisi).
Lalu apa implikasi gagalnya operasi intelijen?
Dengan reformasi demokrasi dan hukum di Indonesia maka
gagalnya operasi intelijen akan berdampak pada jeratan hukum, petugas intelijen
bisa masuk bui.
Jika penyebab utama kegagalan operasi intelijen adalah
diketahuinya operasi tersebut oleh pihak luar maka harus dianalisis mengapa
suatu operasi intelijen bisa diketahui dan menjadi konsumsi pihak luar.
Beberapa keumngkinan penyebab kegagalan operasi intelijen
adalah :
- Perencanaan yang kurang matang, suatu operasi intelijen yang direncanakan dengan baik tidak dijamin operasi tersebut akan sukses, namun operasi intelijen yang direncaakan dengan tidak baik justru dijamin operasi tersebut akan gagal. Salah satu fase perencanaan dalam operasi inteligen adalah analisa sasaran dan analisa tugas. Petugas Intelijen yang sudah berpengalaman akan lebih mudah membuat analisa sasaran dan analisa tugas.
- Adanya pembelotan, kegiatan intelijen biasanya dilakukan dalam sebuah tim. Jika anggota tim ada yang berkhianat dan membocorkan operasi intelijen kepada pihak lain maka operasi tersebut dapat dipastikan gagal. Aksi ini bisa terjadi jika muncul ketidakpuasan anggota tim atau terjadi penggalangan dari pihak lain terhadap anggota tim.
- Adanya aksi kontra intelijen dari pihak oposisi. Kegiatan intelijen hampir dilakukan oleh semua organisasi sehingga muncul secara otomatis kegiatan kontra intelijen yaitu suatu kegiatan untuk menangkal operasi intelijen dari pihak lain. Dampak dari operasi intelijen yang gagal karena aksi kontra intelijen pihak lain sangat fatal. Sekali cover/kedok terbongkar maka dapat dipastikan karir petugas yang terbongkar akan habis.
Kegagalan
operasi Tim Mawar kemungkinan karena perencanaan terhadap opsi aktivis dilepas
kembali kurang rapi. Atau justru petinggi Tim Mawar berniat baik dengan
mengembalikan aktivis untuk kembali ke masyarakat, namun niat baik tersebut
tetap menjadi hukuman yang menjadi resiko tugas seorang intelijen.
Salah satu cara mencegah kegagalan operasi intelijen adalah
menerapkan teknik-teknik intelijen dengan benar. Teknik intelijen tersebut
antara lain elisitasi dan penyamaran. Dengan menggunakan teknik yang tepat saat
elisitasi dan memanfaatkan kedok yang tepat saat penyamaran, minimal hal
tersebut merupakan langkah awal dari operasi intelijen yang dilakukan dengan
teknik yang benar.
Operasi intelijen tidak boleh terbongkar, untuk itu petugas
intelijen dicari dari manusia yang cerdas supaya kreatif mampu mencari
pemecahan masalah yang menghadang. Petugas intelijen harus loyal,
berintegritas, dan bermental baja supaya tidak mudah “menyanyi” yang berakibat
terbongkarnya operasi.
Namun tidak boleh hukuman langsung ditimpakan kepada petugas
intelijen jika operasi intelijen mengalami kegagalan. Jika ada seorang petugas
intelijen yang gagal dalam melaksanakan tugas maka sebaiknya petugas tersebut
dididik / disekolahkan lagi. Memberi hukuman dan menyalahkan secara kaku justru
akan membuat petugas tersebut sakit hati dan ini merupakan peluang besar bagi
pihak oposisi untuk merangkulnya.
Dengan sering berlatih dan melakukan operasi intelijen maka
seorang petugas intelijen, (analis atau agen) dapat melakukan tugasnya dengan
baik. Tentu saja berlatih dengan metode
dan teknik yang tepat.
The task of a tough FBI agent and responsibly.
ReplyDeletetogel singapore
Hujaaan
ReplyDeleteSangat mendukung tulisan U tentang dasar2 intelijen Indonesia.Semoga bermanfaat untuk generasi yang akan datang.
ReplyDeleteSangat mendukung tulisan U tentang dasar2 intelijen Indonesia.Semoga bermanfaat untuk generasi yang akan datang.
ReplyDelete