MENULIS LAPORAN ILMIAH
A.
DEFINISI LAPORAN ILMIAH
Laporan
ilmiah merupakan laporan dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh
seorang peneliti dengan mengguanakan gaya bahasa yang digunakan disesuaikan
dengan jenis sasaran peneliti yaitu sesame kolega ilmuan,kepada para pembuat
keputusan, ataupun kepada masyarakat umum,serta berfungsi sebagai alat
komunikasi antara peneliti dengan pembaca.
Laporan
suatu kegiatan penelitian memuat berbagai aspek yang dapat member gambaran
kepada orang lain tentang seluruh kegiatan, langkah, metode, tekhnik maupun
hasil dari penelitian tersebut (Notoatmodjo, 2005).
Membuat
laporan ilmiah merupakan langkah terakhir yang harus dilakukan oleh seorang
peneliti. Tanpa adanya laporan ilmiah berarti hasil dari penelitian yang telah
dilakuakan menjadi tidak ada artinya, karna tujuan dari penelitian adalah agar
bagaimana orang lain mengetahui hasil dari penelitian yang telah dilkukan, oleh
sebab itu bagaimanapun bagus dari hasil penelitian tidak akan berarti tanpa
belum adanya laporan ilmiah dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan
hasil penelitian tersebut dapat dinilai oleh masyarakat apakah lanyak untuk
diterapkan dalam kehidupan ataupun sebagai hasanah ilmu pengetahuan.
Menurut
Nazir, 2005, penulisan laporan penelitian harus disesuaikan dengan konsumen
hasil penelitian tersebut. Seorang peneliti perlu mempertimbangkan tiga hal
dalam menulis laporan.
1.
Sampai dimana tingkat pengetahuan dari pembaca?
2.
Apakah yang perlu diketahui oleh pembaca tersebut?
3.
Bagaimana cara menyampaikan hasil penelitian, sehingga keterangan yang
diberikan dapat dicerna dengan mudah oleh pembaca?
Cara
penulisan hasil penelitian harus disesuaikan sedemikian rupa, sehinga
komunikasi yang ingin disampaikan dapat mengenai sasarannya secara tepat.
Laporan
Ilmiah adalah laporan yang disusun melalui tahapan berdasarkan teori tertentu
dan menggunakan metode ilmiah yang sudah disepakati oleh para ilmuwan (E.Zaenal
Arifin,1993).
Dan
menurut Nafron Hasjim & Amran Tasai (1992) Karangan ilmiah adalah tulisan
yang mengandung kebenaran secara obyektif karena didukung oleh data yang benar
dan disajikan
dengan
penalaran serta analisis yang berdasarkan metode ilmiah.
Laporan
ilmiah adalah bentuk tulisan ilmiah yang disusun berdasarkan data setelah
penulis melakukan percobaan, peninjauan, pengamatan, atau membaca artikel
ilmiah.
Defini
laporan menurut F X Soedjadi :
Suatu
bentuk penyampaian berita, keterangan, pemberitahuan ataupun pertanggungjawaban
baik secara lisan maupun secara tertulis dari bawahan kepada atasan sesuai
dengan hubungan wewenang (authority) dan tanggung jawab (responsibility) yang
ada antara mereka.
Salah
satu cara pelaksanaan komunnikasi dari pihak yang satu kepada pihak yang lain.
B. JENIS-JENIS LAPORAN ILMIAH
Jenis-jenis
dari laporan ilmiah itu sendiri terdapat empat jenis laporan ilmiah, yaitu
laporan lebgkap atau monograf, artikel penelitian, laporan sumir (summary
report), dan laporan untuk administrator serta pembuat kebijakan (policy
maker).
1. Laporan
Lengkap (monograf)
Beberapa
hal berikut yang perlu diperhatikan, jika laporan penelitian dibuat dalam
bentuk monograf.
a. Laporan harus
berisi proses penelitian secara menyeluruh dengan mengutarakan semua tekhnik
dan pengalaman peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitian tersebut.
b. Tekhnik
penulisan harus sesuai dengan kelompok target dari sang peneliti.
c. Laporan
ilmiah juga harus menjelaskan hal-hal yang sebenarnya terjadi disetiap
tingkatan analisis
d. Jika
diperoleh pengalaman-pengalaman atau penemuan-penemuan yang tidak ada
hubungannya langsung dengan tujuan penelitian yang dilaksanakan janganlah
penemuan itu dibuang dengan serta merta. Ada kemungkinan hasil penemuan atau
pengalaman tersebut dapat merupakan kunci bagi penulis lain dalam memberikan
makna pada penelitian lain dibelakang hari.
e. Peneliti
juga harus menyampaikan kegagalan yang yang dialaminya, disamping sukses yang
diperoleh.
f. Laporan
ilmiah harus di bagi dalm bab-bab, bagian-bagian, sub-sub bagian denagn
judul-judul yang padat, sehingga pembaca dapat memilih materi yang relevan
baginya dengan mudah.
2. Artikel
Ilmiah Laporan
dalam bentuk artikel ilmiah adalah perasaan dari laporan lengkap (monograf).
Laporan dalam bentuk artikel ilmiah adalah laporan tentang salah satu dari
aspek-aspek yang terdapat dalam laporan lengkap. Laporan dalam bentuk artikel
harus difokusskan pada masalah penelitian tunggal yang objektif, sehingga
lampiran, kata pengantar, dan daftar isi tidak dimasukkan dalm laporan.
Laporan
dlam bentuk artikel ilmiah perlu berisi disain penelitian, prosecing data, dan
analisis dalam bentuk yang lebih diperpendek dan dipadatkan. Tabel-tabel juga
perlu dipadatkan. Yang terpenting dalam membuat laporan untuk dijadikan sebuah
artikel ilmiah adalah memanfaatkan informasi tentang materi-materi menjadi
terpadu dan relevan. Laporan dalam bentuk artikel juga ilmiah juga memrlukan
abstrak, yang berisi 200-300 kata.
3. Laporan
Ringkas (summary report)Summary report merupakan penulisan ulang kembali
tentang artikel-artikel yang sudah diterbitkan ataupun studi-studi yang
berkenaan dengan masyarakat dan ditulis dalam bahasa yang lebih mudah
dimengerti.
4. Laporan
untuk Administrator dan Pembuat Kebijakan
Laporan
yang ditujukan kepada administrator dan pembuat kebijakan harus mempunyai
bentuk tersendiri. Laporan yang dibuat tidak perlu dalam bentuk lengkap, karena
administrator dan pembuat kebijakan tidak memerlukan laporan demekian, Yang
diperlukan dalam laporan tersebut adalah penjelasan serta diagnosis terhadap
maslah yang diperlukan.
Laporan
untuk administrator dan pembuat keputusan perlu ditulis dengan bahasa yang
dapat dimengerti oleh mereka. Krena itu, istilah-istilah teknis, jika
digunakan, haruslah istilah teknis yang sesuai dengan penerapan dilapangan.
C.
JENIS KONSUMEN ATAU TARGET DARI PENULISAN LAPORAN
Secara
umum, penulisan laporan hasil penelitian dapat ditujukan kepada tiga jenis
konsumen yaitu :
1. Masyarakat
Umum
Laporan
yang ditujukan pada masyarakat umum, harus dapat memberi gambaran praktis
kepada pembaca. Laporan ini berupa brosur, artikel, ataupun mary report
(laporan ringkasan) yang berisi hal-hal yang praktis yang dapat dipergunakan
secara langsung oleh masyarakat. Dalam laporan ini, peneliti tidak perlu
menyampaikan teknik-teknik yang sukar dicerna oleh masyarakat umum.
2. Sponsor
Penelitian
Konsumen
kedua adalah sponsor dari penelitian itu sendiri. Banyak penelitian yang
dilakukan baik oleh institusi ilmiah atau universitas, disponsori oleh suatu
badan tertentu. Karena itu, hasil penelitian tersebut perlu dilaporkan pada
sponsor yang telah membiayai penelitian tersebut. Jenis laporan yang
disampaikan harus sesuai dengan keinginan dan tujuan sponsor, lebih-lebih dalam
hubungannya dengan penerapan penemuan penelitian tersebut.
3. Masyarakat
Ilmiah
Konsumen
ketiga dari penelitian adalah masyarakat ilmiah. Penelitian-penelitian baik
yang berupa tesis, skripsi, maupun disertasi, pertama-tama ditujukan kepada
komisi Pembimbing atau komisi tesis. Karena itu, bentuk, gaya bahasa, dan isi
laporan harus sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam suatu universitas.
Untuk
konsumen masyarakat ilmiah, laporan penelitian harus dibuat seutuh mungkin
tanpa meninggalkan penulisan tentang komponen-komponen teknik, alat-alat, dan
disain yang dipergunakan dalam penelitian. Semua kegiatan yang berhubungan
dengan daya nalar dan proses penelitian yang telah dikerjakan harus dilaporkan
secara mendalam dan terperinci. Hasil laporan penelitian demikian bisa
berbentuk monograf ataupun artikel ilmiah.
D. OUTLINE
DARI LAPORAN ILMIAH
Menurut
Nazir, 2005, Laporan ilmiah harus berisi hal- hal berikut:
1.
Pernyataan tentang masalah yang ingin dipecahkan dalam penelitian tersebut
2.
Prosedur penelitian, yang mencakup desain penelitian, metode ekperimental yang
dipilih, semple yang ditarik, teknik pengumpulan data, serta metode- metode
statistik yang digunakan, baik dalam kegiatan pengumpulan data ataupun dalam
analisis.
3.
Hasil penelitian dan penemuan- penemuan
4.
Implikasi yang dapat ditarik dari penelitian tersebut
Di
dalam pernyataan tentang masalah yang ingin dipecahkan, perlu dilaporkan
alasan- alasan mengapaa masalah tersebut samapai begitu penting untuk
diteliti? Latar belakang yang lengkap tentang masalah perlu diberikan untuk
mendukung alasan- alasan yang diberikan, sehingga masalah tersebut patut
dipercahkan secara alamiah. Relavansi pemecahan masalah, baik dalam
aspek- aspek teori maupun dalam aspek- aspek praktis dalam masyarakat perlu
dikemukan sejelas- jelasnya.
Dalam
penulisan tentang pentingnya masalah yang diteliti, ringkasan- ringkasan dari
beberapa studi sebelumnya mempunyai relavansi deng masalah yang
dipecahkan, perlu juga diikutsertakan. Penyampaian- penyampaian studi- studi
tersebut dimasudkan untuk menjamin terdapatnya suatu kesinambungan, baik dalam
perumusan hipotesis, konsep- konsep atau metodologi. Unsur- unsur pokok dalam
masalah perlu dihubungkan secara jelas dengan tujuan penelitian.
Laporan
ilmiah juga harus berisi keterangan tentang cara- cara penelitian dilaksanakan.
Desain pokok apakah yang dipergunakan? Desain percobaan mana yang dipilih dan
jenis pengukuran apa yang dilakukan? Alat- alat apa yang digunakan dalam
kegiatan mengumpulankan data? Jenis responden manakah yang dipilih, dan teknik
sampling apa yang pula yang dilaksanakan.
Dalam
prosedur penelitian perlu juga dijelaskan analisis statistik yang digunakan,
dan level signifikan yang dipilih. Jika teknik statistik yang dipakia adalah
teknik yang sudah lazim, rumusan statistic tidak perlu digunakan. Di lain
pihak, jika teknik analisa dibuat dengan teknik statistik yang jarang
digunakan, rumus- rumus perlu diberikan secara jelas.
Laporan
ilmiah juga harus berisi hasil penemuan dengan bukti yang lengkap, bukti- bukti
yang mendukung hipotesis yang telah dirumuskan , ataupun tidak. Bukti- bukti
yang dipaparkan haruslah relavan dengan penelitian. Konsekuensinya, tidak semua
tabel yang dibuat perlu dimasukkan dalam laporan. Penjelasan hasil penelitian
harus relavan dengan masalah penelitian yang ingin dipecahkan dan hipotesis
yang dirumuskan.
E.
GAYA BAHASA DALAM LAPORAN ILMIAH
Sifat
utama dalam menilis laporan ilmuah adalah jelas dan akurat. Gaya bahasa
yang menambah kualitas penulis dapat dianggap sebagai suatu bonus saja dalam
penulisan laporan ilmuah. Walaupun demikian tidak ada salahnya laporan ilmiah
ditulis dengan gaya bahasa hidup dan menarik supaya pembaca lebih merasa puas
dalam membaca laporan tersebut.
Langkah
pertama yang dilakukan dalam menulis laporan adalah mengambil keputusan tentang
keterangan keterangan apa yang ingin disampaikan dan bagaimana jenis jenis
fenomena itu ingin dihubungkan satu dengan yang lain. Pada tingkat ini peneliti
perlu terlebih dahulu menulis outline penelitiannya.
Adanya
outline tersebut nerarti peneliti telah memutuskan apa yang ingin disampaikan,
dan bagaimana tiap bagian dihubungkan dengan bagian lain secara logis. Setelah
itu barulah diatas lebih terperinci. Dengan membuat keterangan outline,
peneliti dapat melihat dengan jelas apakah semua materi telah dimasukkan
ataukah ada sesuatu yang tertinggal. Outline tersebut kemudian dikembangkan
dengan menambah subtopik, bagian, subbagian, dan lain lain. Dari pengembangan
outline ini, peneliti dapat lebih mudah melihat ada tidaknya hubungan logik
antar materi yang ingin ditulis.
Menurut
Trelease (1958), memberikan langkah-langkah berikut dalam membuat outline:
1. Buatlah
outline sesederhana mungkin dan aturlah topik-topik dalam urutan yang logis dan
mudah dibaca.
2. Kembangkan
outline tersebut dengan cara memberikan judul, subjudul, bagian, subbagian dari
masing-masing bagian.
3. Kemudian
kembangkan outline tersebut diatas lebih lanjut dengan mengadakan pengaturan
yang lebih efektif dan rasional.
4. Kemudian
mulai menulis.
Pada
tahap permulaan, peneliti tidak perlu terlalu menekankan kepada gaya
bahasa yang digunakan. Hanya saja perlu diingat bahwa peneliti sedang menulis
laporan ilmiah, bukan artikel untuk dimuat dimajalah hiburan. Setelah selesai
draft pertama barulah dicoba untuk memperbaiki gaya bahasa. Dalam penulisan ilmiah,
bahasa yang digunakan tidak memerlukan gaya bahasa puitis. Yang prnting adalah
tata bahasa yang benar. Syah (1972) memberikan saran-saran berikut dalam
menulis laporan:
Tulislah
sesuatu dengan jelas. Kalimat-kalimat harus dibuat sesederhana mungkin. Jangan
menggunakan kaliamat yang terlalu panjang.
Hati-hati
dalam menggunakan terminologi. Berilah definisi terhadap terminologi ilmiah
supaya engertiannya tidak meragukan.
Gunakan
tata bahasa dan ejaan yang benar. Penggunaan koma, titik koma, titik, dan titik
dua sesuai dengan temptnaya.
Sebayak
mungkin gunakan kaliamat aktif. Buatlah kalimat aktif sependek-pendek dan
hindari kalimat yang terlalu panjang.
Nomor
bab, subbab, tabel, dan gambar-gambar dengan sistem yang sesederhana mungkin.
Dibawah
ini diberikan beberapa check-list dari kesalah-kesalan yang sering dibuat dalam
menulis laporan penelitian.
1. Ketidak
tepatan
Membesar-besarkan
fakta atau pernyataan.
Salah
penafsiran karena data yang diperlukan tidak dimasukkan.
Kesalah
dalam menghitung, membuat atau menggunakan istilah.
Kesimpulan
yang ditarik didasarkan pada bukti yang tidak cukup.
Penggunaan
matematika yan g tidak cocok.
Mencampurbaurkan
antara fakta dan opini.
Terdapa
t kontraindikasi dan ketidakkonsistenan dalam pernyataan-pernyataan.
2. Penyampaian
yang tidak baik
Menghilangkan
topik yang penting.
Kesalahan
dalam mengututkan subbab, bagian dan sebagainya.
Memasukkan
materi dalam bagian atau paragraf yang salah.
Pengembangan
topik yang kurang lengkap.
Memasukkan
hal-hal yang tidak relevan secara tiak terperinci.
Gagal
dalam usaha membedakan antara yang baru dan yang terkenal.
Kurang
mementingkan penafsiran dan kesimpulan.
3. Kekurangan
gaya bahasa
Kalimat
yang terlalu panjang ataupun penggunaan tata bahasa yang terlalu sukar
Kalimat
yang terlalu pendek
Kalimat
yang terlalu lemah dengan kata-kata yang tidak ada artinya.
Kalimat
yang kurang jelas sehingga perlu dibaca berkali-kali untuk memahaminya.
Paragraf
yang terlalu panjang ataupun terlalu pendek.
Kalimat
yang bertela-tele atau tidak langsung kesasaran.
Menggunakan
kata-kata yang terlalu umum.
Pengulangan
kata-kata yang tidak perlu dari kata-kata yang sama atau kalimat yang sama.
Terlupa
menggunakan kata penghubung ataupun kata-kata asing.
F. BEBERAPA
BENTUK YANG SERING DIGUNAKAN
1. Penggunaan
huruf besar
Setiap
memulai kalimat, huruf pertama harus dimulai dengan huruf besar. Selain itu
gunakan huruf besar dalam halhal berikut.
Huruf
pertamadalam ungkapan yang berhubungan denhgan keagamaan, kitab suci, nama
Tuhan, dan kata ganti.
Huruf
pertama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan yang diikuti oleh nama org.
Huruf
pertama nama jabatan, pangkat yang diikuti nama org.
Huruf
pertama nama org, bangsa, suku, bahasa, tahun, bulan, hari, hari besar, nama
khas geografi, badan resmi, lembaga pemerintahan, dokumen resmi.
Huruf
pertama kata dari nama buku, majalah, surat kabar danjudul keterangan, kecuali
kata partikel, seperti di, ke, dari, yang, yang tidak terletak pada posisi
awal.
Huruf
pertama nama sapaandan ringkasan nama gelar kecuali gelar dokter.
Huruf
pertama bahan produksi pabrik
Huruf
pertama dari judul buku, judul dari bab, artikel yang digunakan dalam teks.
Huruf
pertama dari nama genera, famili, ordo, kelas, subdivisi, dan divisi, baik
untuk nama ilmiah tanaman atau hewan.
2. Penggunaan
huruf miring atau italics
Kalimat,
huruf, kata-kata, simbol dan sebagainya yang ingin dicetak dengan huruf miring
harus harus digaris bawahnya. Pencetakan miring dan huruf, kalimat, kata-kata
dan sebagainya dinamakan tulisan dalam italics. Beberapa kata-kata atau huruf
sering dinyatakan dalam italics yaitu:
Simbol-simbol
aljabar seperti: Ax+By+C=10
Genera
dan spesies : oryza sativa, equus cabalis, homo sapiens, dan sebagainya.
nama
buku, periodikal, pamflet, jika buku, priodikal dan panflet tersebut muncul
dalam teks. Untuk judul artikel atau judul bab jangan ditulis dalam italics.
Kata-kata
asing seperti : ceteris paribus, insitu, et al, viz, in mediares dan lain
sebagainya.
3. Penulisan
nama tanaman dan binatang
Dalam
tulisan ilmiah, nama tanaman dan binatang dapat ditulis dalam dua namayaitu
nama ilmiah dan nama biasa. Nama ilmiah dari tanaman dan binatang terdiri dari
genus, spesies, dan kependekan dari nama orang yang memberikan nama kepada
hewan atau tumbuhan tersebut. Nama ilmiah dicetak dalm huruf miring atau
ditulis dalam italic, yaitu jika diketik atau ditulis dengan tangan harus
digaris bawahnya.
G. BIBLIOGRAFI
ATAU DAFTAR RUJUKAN
Dalam
mengerjakan penilitian, tidak ada satupun peneliti yang tidak membaca
karang-karangan penelitian yang berhubungan dengan penelitian yang sedang
dikerjakannya. Seorang peneliti diharapkan sudah membaca tulisan-tulisan,
buku-buku ataupun materi-materi lain yang berhubungan dengan penlitiannya.
Bacaan-bacaan tersebut sudah diseleksi, harus dilaporkan dalam laporan
penelitiannya.
Tujuan
dari pembuatan daftar rujukan ini adalah memberikan penghormatan secukupnya
kepada sumber informasi yang telah kita kutip, memungkinkan pembaca untuk
menelususri sumber asli dari rujukan itu, baik untuk tujuan verifikasi maupun
sebagai sumber informasi yang lebih lengkap.
Pada
dasarnya terdapat tiga gaya penulisan dalam pembuatan daftar rujukan, yaitu
gaya Harvard (Sistem nama dan tahun, dalam daftar rujukan nama pengarang
disusun menurut abjad), gaya Vancouver (Sistem nomor, dalam daftar rujukan nama
pengarang disusun menurut urutan pemunculan dalam naskah), dan gaya
gabungan(Sistem nomor tetapi daftar rujukan disusun menurut abjad), antara gaya
Harvard dengan Vancouver. Masing-masing dari ketiga gaya penulisan daftar
rujukan diatas meiliki kekurangan dan kelebihannya masing. Gaya Harvard
terutama memberi kejelasan mengenai sumber dan tahun informasi, tetapi banyak
mengambil tempat dalam naskah. Sedangkan gaya Vancouver bersifat sangat ringkas.
Gaya Harvard banyak dipakai dalam tesis, disertasi serta laporan penelitian,
tetapi jurnal biomedik sebagian besar memakai gaya Vancouver.
Unsur-unsur
dalam daftar rujukan, antara lain:
Penulis
: mencakup penulis utama dan penulis pendamping (coauthor).
Judul
: mencakup judul, subjudul makalah dalam jurnal, bab atau bagian buku dan
judul, subjudul majalah, buku atau monografi.
Fakta-fakta
penerbitan : mencakup tempat (kota), penerbit, waktu penerbitan (datum), dan
jika perlu volume dan atau edisi (kecuali edisi pertama). Tempat penerbitan
(kota) dituliskan nama lengkap resmi kota tempat buku tersebut diterbitkan.
Jika lebih dari satu kota, tulis yang pertama saja. Untuk kota yang tidak
terkenal, tuliskan juga negaranya.
Contoh
penulisan daftar rujukan dalam berbagai bentuk yang sesuai menurut gaya
vancouver :
1. Artikel
jurnal baku (standard journal article)
Pengarang
6 atau kurang
Mandrelli
F, Annino L, Rotoli B. The GIMEMA ALL 0813 trial: analysis of 10-year
follow-up. Br J Haematol 1996;92:665-72.
Pengarang
lebih dari 6
Owens
DK, Sanders GD, Harris RA, McDonald KM, Heidenreich PA, Dembitzer AD, et al.
Cost-Effectiveness of Implantable Cardioverter Defibrillators Relative to
Amiodarone for Prevention of Sudden Cardiac Death. Ann Intern Med 1997;126:1-12.
2. Buku
dan Monograf lain
Armitage
P, Berry G. Statistical Methods in Medical Research. 2nd ed. Oxford (UK):
Blackwell Science;1994.
3. Prosiding
pertemuan ilmiah
Kimura
J, Shibasaki H, editors. Recent advances in clinical neurophysiology. Proceedings
of the 10th International Congress of EMG and Clinical Neurophysiology: 1995
Oct 15-19; Kyoto, Japan. Amsterdam:Elsevier; 1996.
4. Bahan
publikasi lain
Mullery
S. Doctors must figth child labor.Asian Medical News September 1996; Sect. A:1 (col.1-3).
Joesoef
D. Mendambakan Utopia. Kompas 1998 Jan 8;Sect. A:4(col.5).
H. BENTUK
ATAU FORMAT LAPORAN PENELITIAN
Agar
hasil penelitian mudah dipahami oleh orang lain, maka hasil tersebut harus
disusun dalam format dan sistematika yang baik. Menurut Notoatmodjo, apabila
hasil penelitian tersebut merupakan skripsi sarjana, tesis magister, atau
disertasi doctor, biasanya menggunakan format sebagai berikut :
1. Bagian pendahuluan, yang terdiri dari :
a.
Latar belakang
b.
Perumusan masalah
c.
Tujuan Penelitian
d.
Kegunaan atau manfaat penelitian
2.
Tinjauan kepustakaan, terdiri dari :
a. Teori-teori
yang berkaitan dengan penelitian tersebut
b.
Hasil-hasil penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian
tersebut.
3.
Kerangka konsepsual dan hipotesis :
a. Asumsi-asumsi
kerangka konsepsual.
b.
Kerangka konsep penelitian
c. Hipotesis-hipotesis
d.
Variasi-variasi penelitian dan definisi variabel-variabel tersebut :
4.
Bahan dan cara (metode penilitian)
5.
Hasil dan pembahasan penelitian
6.
Kesimpulan dan rekomendasi
7.
Daftar kepustakaan (refrensi)
8.
Lampiran-lampiran
Referensi
:
- http://suwela.wordpress.com/2011/01/13/penulisan-laporan-ilmiah/
- http://dewifitriastuti.blogspot.com/2012/10/laporan-ilmiah_29.html
Comments
Post a Comment