BERFIKIR INDUKTIF
1.Generalisasi
Generalisasi adalah proses penalaran
yang bertolak dari fenomena individual menuju kesimpulan umum.
Contoh :
Andika Pratama adalah bintang film,
dan ia berwajah tamapan.
Raffi Ahmad adalah bintang film, dan
ia berwajah tampan.
Generalisasi: Semua bintang film
berwajah tampan. Pernyataan “semua bintang film berwajah tampan” hanya memiliki
kebenaran probabilitas karena belum pernah diselidiki kebenarannya.
Contoh kesalahannya: Sapri juga
bintang iklan, tetapi tidak berwajah tampan.
Macam-macam generalisasi :
1. Generalisasi sempurna:
Generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki.
Contoh: sensus penduduk
2. Generalisasi tidak sempurna:
Generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomenayang diselidiki
diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki.
Contoh: Hampir seluruh pria dewasa
di Indonesia senang memakai celana pantaloon.
Prosedur pengujian generalisasi
tidak sempurna. Generalisasi yang tidak sempurna juga dapat menghasilkan
kebenaran apabila melalui prosedur pengujian yang benar.
2. Hipotese dan Teori
3. Hubungan Kausal
Hubungan Kausal (Sebab Akibat) adalah paragraf yang dimulai dengan
mengemukakan fakta khusus yang menjadi sebab, dan sampai pada simpulan yang
menjadi akibat.
4. Induksi dalam Metode Eksposisi
Sumber :
- http://apikgoregrind.blogspot.com/2014/03/pengertian-penalaran-induktif.html
- http://chairani04.blogspot.com/2013/12/penalaran-induksi-generalisai-hipotesa.html
- http://andriksupriadi.wordpress.com/2010/04/03/hubungan-kausal/
- http://onan-kost.blogspot.com/2010/05/paragraf-generalisasi-analogi-dan.html
- http://rendyyudistira.blogspot.com/2013/07/generalisasi-analogi-kausalitas-induksi.html
- http://rajarayu.blogspot.com/2014/03/tugas-bahasa-indonesia.html
Hipotese (hypo“di bawah“,
tithenai“menempatkan“) adalah semacam teori atau kesimpulan yang diterima
sementara waktu untuk menerangkan fakta-fakta tertentu sebagai penentu dalam
peneliti fakta-fakta tertentu sebagai penuntun dalam meneliti fakta-fakta lain
secara lebih lanjut. Sebaliknya teori sebenarnya merupakan hipotese yang secara
relatif lebih kuat sifatnya bila dibandingkan dengan hipotese.
Contoh :
Binatang lumba-lumba berkembang biak
dengan cara melahirkan
Binatang sapi
berkembang biak dengan cara melahirkanJadi, binatang mamalia berkembang biak
dengan cara melahirkan.
Tanzi
& Davoodi (1998) membuktikan bahwa dampak korupsi pada pertumbuhan ekonomi
dapat dijelaskan melalui empat hipotesis (semua dalam kondisi ceteris paribus)
:
Hipotesis pertama: tingginya tingkat
korupsi memiliki hubungan dengan tingginya investasi publik. Politisi yang
korup akan meningkatkan anggaran untuk investasi publik. Sayangnya mereka
melakukan itu bukan untuk memenuhi kepentingan publik, melainkan demi mencari
kesempatan mengambil keuntungan dari proyek-proyek investasi tersebut. Oleh
karena itu, walau dapat meningkatkan investasi publik, korupsi akan menurunkan
produktivitas investasi publik tersebut. Dengan jalan ini korupsi dapat
menurunkan pertumbuhan ekonomi.
Hipotesis kedua: tingginya tingkat
korupsi berhubungan dengan rendahnya penerimaan negara. Hal ini terjadi bila
korupsi berkontribusi pada penggelapan pajak, pembebasan pajak yang tidak
sesuai aturan yang berlaku, dan lemahnya administrasi pajak. Akibatnya adalah
penerimaan negara menjadi rendah dan pertumbuhan ekonomi menjadi terhambat.
Hipotesis ketiga: tingginya tingkat
korupsi berhubungan dengan rendahnya pengeluaran pemerintah untuk operasional
dan maintenance. Seperti yang diuraikan pada hipotesis pertama, politisi yang
korup akan memperjuangkan proyek-proyek investasi publik yang baru. Namun,
karena yang diperjuangkan hanya proyek-proyek yang baru (demi mendapat
kesempatan mencari keuntungan demi kepentingan pribadi) maka proyek-proyek lama
yang sudah berjalan menjadi terbengkalai. Sebagai akibatnya pertumbuhan ekonomi
menjadi terhambat.
Hipotesis keempat: tingginya tingkat
korupsi berhubungan dengan kualitas investasi publik. Masih seperti yang
terdapat dalam hipotesis pertama, bahwa dengan adanya niat politisi untuk
korupsi maka investasi publik akan meningkat, namun perlu digarisbawahi bahwa
yang meningkat adalah kuantitasnya, bukan kualitas. Politisi yang korup hanya
peduli pada apa-apa yang mudah dilihat, bahwa telah berdiri proyek-proyek
publik yang baru, akan tetapi bukan pada kualitasnya. Sebagai contoh adalah
pada proyek pembangunan jalan yang dana pembangunannya telah dikorupsi.
Jalan-jalan tersebut akan dibangun secara tidak memenuhi persyaratan jalan yang
baik. Infrastruktur yang buruk akan menurunkan produktivitas yang berakibat
pada rendahnya pertumbuhan ekonomi.
Adapun pengertian lainnya
yaitu hubungan keterkaitan atau ketergantungan dari dua realitas, konsep,
gagaasan, ide, atau permsalahan. Suatu kegiatan tidak dapat mengalami suatu
akibat tanpa disertai sebab, atau sebaliknya suatu kegiatan tidak dapat
menunjukkan suatu sebab bila belum mengalami akibat.
Pengertian lain :
Hubungan kausal (kausalitas)
merupakan perinsip sebab-akibat yang dharuri dan pasti antara segala kejadian,
serta bahwa setiap kejadian memperoleh kepastian dan keharusan serta
kekhususan-kekhususan eksistensinya dari sesuatu atau berbagai hal lainnya yang
mendahuluinya, merupakan hal-hal yang diterima tanpa ragu dan tidak memerlukan
sanggahan. Keharusan dan keaslian sistem kausal merupakan bagian dari ilmu-ilmu
manusia yang telah dikenal bersama dan tidak diliputi keraguan apapun.
Contoh :
Kemarau tahun ini cukup panjang.
Sebelumnya, pohon-pohon di hutan sebagi penyerap air banyak yang ditebang. Di
samping itu, irigasi di desa ini tidak lancar. Ditambah lagi dengan harga pupuk
yang semakin mahal dan kurangnya pengetahuan para petani dalam menggarap lahan
pertaniannya. Oleh karena itu, tidak mengherankan panen di desa ini selalu
gagal.
Eksposisi adalah salah satu jenis
pengembangan paragraf dalam penulisan yang dimana isinya ditulis dengan tujuan
untuk menjelaskan atau memberikan pengertian dengan gaya penulisan yang
singkat, akurat, dan padat.
Karangan ini berisi uraian atau
penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan
tambahan bagi pembaca. Untuk memperjelas uraian, dapat dilengkapi dengan
grafik, gambar atau statistik. Sebagai catatan, tidak jarang eksposisi
ditemukan hanya berisi uraian tentang langkah/cara/proses kerja. Eksposisi
demikian lazim disebut paparan proses.
Langkah menyusun eksposisi:
• Menentukan topik/tema
• Menetapkan tujuan
• Mengumpulkan data dari berbagai
sumber
• Menyusun kerangka karangan sesuai
dengan topik yang dipilih
• Mengembangkan kerangka menjadi
karangan eksposisi.
Contoh :
Februari 2013 banjir melanda ibukota
Jakarta. Curah hujan yang tinggi menyebabkan air melimpah ruah mengalir dari
wilayah Bogor ke Jakarta. Penumpukan atau sedimentasi lumpur yang mencapai
ketebalan 3 meter membuat sungai-sungai di Jakarta sangat dangkal, belum lagi
pemukiman kumuh padat penduduk yang berada di pinggiran sungai membuat lebar
sungai menjadi sempit serta tumpukan sampah yang menggunung membuat aliran
sungai tersendat. Faktor-faktor tersebut yang membuat Jakarta dilanda banjir
pada tahun ini. Oleh karena itu Pemprov DKI Jakarta melalui Gubernur barunya
Joko Widodo harus bertindak cepat dengan cara memperbaiki tata kota Jakarta dan
menerapkan disiplin kepada warganya agar membuang sampah pada tempatnya.
Hipotesa :
Premis Mayor : Kekurangan vitamin C
dapat menyebabkan sariawan.
Premis Minor : Saya mengalami
sariawan.
Kesimpulan : Berarti saya kekurangan
vitamin C.
Comments
Post a Comment