TUGAS 2 CSR ( CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY )
TUGAS2_CSR
( CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY )
CARA PERUSAHAAN DALAM
MELAKSANAKAN CSR ( CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY )
Corporate
Social Responsibilit(CSR)adalah suatu tindakan atau konsep yang dilakukan oleh
perusahaan (sesuai kemampuan perusahaan tersebut) sebagai bentuk tanggungjawab
mereka terhadap sosial/lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berada.
Contoh bentuk tanggungjawab
itu bermacam-macam, mulai dari melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dan perbaikan lingkungan, pemberian beasiswa untuk
anak tidak mampu, pemberian dana untuk pemeliharaan fasilitas umum, sumbangan
untuk desa/fasilitas masyarakat yang bersifat sosial dan berguna untuk
masyarakat banyak, khususnya masyarakat yang berada di sekitar perusahaan
tersebut berada.
Corporate
Social Responsibility (CSR) merupakan fenomena strategi perusahaan yang
mengakomodasi kebutuhan dan kepentingan stakeholder-nya. CSR timbul sejak era
dimana kesadaran akan sustainability perusahaan jangka panjang adalah lebih
penting daripada sekedar profitability.
Peranan Tanggug Jawab
social Perusahaan sosial
1. Tanggung jawab terhadap Pelanggan
Tanggung jawab perusahaan kepada pelanggan
jauh lebih luas daripada hanya menyediakan barang atau jasa. Perusahaan
mempunyai tanggung jawab ketika memproduksi dan menjual produknya, yang akan
didiskusikan kemudian.
- Praktik tanggung jawab produksi
Produk sebaiknya dihasilkan dengan cara yang menjamin keselamatan pelanggan. Produk sebaiknya memiliki label peringatan yang semestinya guna mencegah kecelakaan yag dapat ditimbulkan dari penggunaan yang salah. Untuk beberapa produk, informasi mengenai efek samping yang mungkin terjadi perlu disediakan.
Produk sebaiknya dihasilkan dengan cara yang menjamin keselamatan pelanggan. Produk sebaiknya memiliki label peringatan yang semestinya guna mencegah kecelakaan yag dapat ditimbulkan dari penggunaan yang salah. Untuk beberapa produk, informasi mengenai efek samping yang mungkin terjadi perlu disediakan.
- Praktik Tanggung Jawab Penjualan
Perusahaan
perlu petunjuk yang membuat karyawan tidak berani menggunakan strategi
penjualan yang terlalu agresif atau advertensi yamg menyesatkan dan juga
memakai survei kepuasan pelanggan untuk meyakinkan bahwa pelanggan diperlakukan
dengan semestinya oleh karyawan bagian penjualan.
- Cara
Perusahaan Menjamin Tanggung Jawab Sosial kepada Pelanggan
Perusahaan dapat
menjamin tanggung jawab social kepada pelanggannya dengan beberapa tahap yaitu:
1. Ciptakan kode
etik. Perusahaan dapat menciptakan kode etik bisnis yang memberikan serangkaian
petunjuk untuk kualitas produk, sekaligus sebagai petujuk bagaimana karyawan,
pelanggan, dan pemilik seharusnya dipelihara.
2. Pantaulah semua keluhan.
Perusahaan harus yakin bahwa pelanggan mempunyai telephone yang dapat mereka
hubungi apabila mereka mempunyai keluhan mengenai kualitas produk atau
bagaimana mereka diperlakukan oleh para karyawan. Perusahaan dapat berusaha
mencari sumber keluhan dan harus dapat menyakinkan bahwa problem tersebut tidak
timbul lagi.
3. Umpan balik pelanggan.
Perusahaan dapat meminta pelanggan untuk memberikan umpan balik atas barang
atau jasa yang mereka beli akhir-akhir ini, walaupun pelanggan tidak
menghubungi untuk memberikan keluhan. Proses ini dapat mendeteksi beberapa
masalah lain dengan kualitas produk atau cara perlakuan terhadap pelanggan.
-# Cara Konsumerisme Menjamin
Tanggung Jawab terhadap Pelanggan.
Tanggung
jawab perusahaan terhadap pelanggan didorong tidak hanya oleh perusahaan,
tetapi juga oleh sekelompok konsumen tertentu. Konsumerisme mewakili permintaan
kolektif pelanggan dimana bisnis memenuhi kebutuhan mereka
# Cara
Pemerintah Menjamin Tanggung Jawab terhadap Pelanggan
Sebagai
tambahan dari kode tanggung jawab perusahaan dan gelombang konsumerisme,
pemerintah cenderung menjamin tanggung jawab kepada pelanggan dengan berbagai
hukum atas keamanan produk, iklan,dan kompetisi industry.
2. Tanggung Jawab terhadap Karyawan
Bisnis
mempunyai sejumlah tanggung jawab terhadap karyawan. Pertama, mereka mempunyai
tanggung jawab untuk menciptakan lapangan pekerjaan jika mereka ingin tumbuh.
Perusahaan juga memiliki tanggung jawab terhadap karyawannya guna memastikan
keselamatan mereka, perlakuan yang semestinya oleh karyawan lain, dan peluang
yang setara.
#
Keselamatan Karyawan
Perusahaan memastikan bahwa tempat kerja
aman bagi karyawan dengan memantau secara ketat proses produksi. Beberapa
tindakan pencegahan adalah memeriksa mesin dan peralatan guna memastikan bahwa
semuanya berfungsi dengan baik, mengharuskan digunakannya kacamata keselamatan
atau peralatan lainnya yang dapat mencegah terjadinya cedera, dan menekankan
tindakan pencegahan khusus dalam seminar-seminar pelatihan.
Perusahaan yang menciptakan lingkungan
kerja yang aman mencegah terjadinya cedera dan meningkatkan moral karyawan.
Banyak perusahaan saat ini mengidentifikasikan keselamatan tu di tempat kerja
sebagai salah satu tujuan utamanya. Pemilik perusahaan mengakui bahwa
perusahaan akan mengeluarkan biaya guna memenuhi tanggung jawab seperti
keselamatan karyawan. Usaha perusahaan untuk menyediakan lingkungan kerja yang
aman mencerminkan biaya penting dalam menjalankan usaha.
# Perlakuan
yang semestinya oleh karyawan lain
Perusahaan
bertanggung jawab untuk memastikan bahwa karyawan diperlakukan dengan semetinya
oleh karyawan lain. Dua masalah utama berkaitan dengan perlakuan karyawan
adalah keragaman dan pencegahan terjadinya pelecehan seksual.
Keragaman, tidak hanya terbatas
pada jender dan suku. Karyawan dapat berasal dari latar belakang yang
sepenuhnya berbeda dan memiliki keyakinan yang berbeda, sehingga dapat
menimbulkan konflik ditempat kerja. Banyak perusahaan memcoba untuk
mengintegrasikan karyawan dengan latar belakang yang berbeda agar mereka
belajar bekerja sama guna mencapai tujuan bersama perusahaan sekalipun merka
memiliki pandangan yang berbeda mengenai masalah-masalah di luar kerja. Banyak
perusahaan merespons terhadap meningkatnya keregaman antar karyawan dengan
menawarkan seminar mengenai keregaman, yang menginformasikan kepada karyawan
mengenai keregaman budaya.
Pencegahan
terjadinya pelecehan seksual. Masalah lain di tempat kerja adalah seksual (sexual harassment), yang
melibatkan komentar atau tindakan yang bersifat seksual tidak di terima.
Perusahaan cenderung mencegah pelecehan seksual dengan memberikan seminar
mengenai hal tersebut. Misalnya, seorang
karyawan mungkin akan membuat suatu paksaan seksual terhadap karyawan lain dan
menggunakan kepuasaan pribadi dalam perusahaan untuk menakuti status pekerjaan
lain. Seperti, seminar deversitas. Seminar ini dapat menolong karyawan
menyadari bagaimana suatu pernyataan atau perilaku mungkin dapat menyinggung
perasaan karyawan lain. Seminar ini tidak hanya suatu tindakan tanggung jawab
terhadap karyawan tetapi juga dapat memperbaiki produktivitas perusahaan dengan
menolong karyawan merasa kerasan dan nyaman.
3. Tanggung Jawab kepada Pemagang Saham
(Investor)
Perusahaan bertanggung jawab untuk
memuaskan pemiliknya(para pemegang saham). Karyawan dapat tergoda untuk membuat
keputusan yang memuaskan kepentingan mereka sendiri dan bukannay kepentingan
pemilik saham. Misalnya saja, bebrapa karyawan megambil uang perusahaan untuk
kepentingan pribadinya dan bukan
kepentingan perusahaan. investor yang dikenal sebagai pedagang dalam telah
memilihcara-cara tidak etis untuk meningkatkan kesehatan financial mereka
sendiri. Perdangan dalam (insider trading) melibatkan orang dalam yang
menggunakan informasi rahasia perusahaan untuk memperkaya diri sendiri atau
keluarga dan teman-teman mereka. Sebuah kasus yang terjadi pada Martha Steward,
meskipun Steward tidak pernah dituntut dengan perdagangan dalam, ia diputuskan
bersalah karena otoritas yang menyelediki kemungkinan adanya perdagangan
sejenis.
Konflik Dalam Usaha Untuk Memastikan Tanggung Jawab.
Mengaitkan
kompensasi karyawan dengan kinerja
perusahaan dapat menyelesaikan sebagian dari konflik kepentingan tetapi
menciptakan masalah lainnya. Terdapat banyak kasus perusahaan yang menyesatkan
investor potensial maupun investor yang ada saat ini dengan sengaja tidak
menyebutkan informasi relevan yang dapat membuat saham mereka menjadi jatuh.
Selain itu, terdapat banyak kasus perusahaan yang menerbitkan estimasi
pendapatan dan laba yang terlau dibesar-besarkan. Ketika perusahaan menyesatkan
investor dengan menciptakan pandangan yang terlalu optimistis terhadap kinerja
potensialnya, perusahaan dapat menyebabkan investor membayar terlau banyak
untuk saham perusahaan. Harga saham tersebut kemungkinan besar akan turun
ketika kondisi kuangan perusahaan yang sebenarnya terlihat.
Investor menjadi lebih curiga terhadap
laporan keuangan perusahaan sekarang ketika mereka menyadari bahwa beberapa
perusahaan mungkin terlibat dalam pelaporan yangtidak etis. Beberapa perusahaan
telah mengambi inisiatif untuk mengurangi kecurigaan dengan menyediakan laporan
keuangan yang lebih lengkap yang juga lebih dapat dipahami dan dapat
diinterprestasikan dengan lebih mudah.
Bagaimana
Pemegang Saham Memastikan Tanggung Jawab. Pemegang saham untuk mempengaruhi
kebijakan manejemen perusahaan. Pemegang saham telah sangat aktif khususnya
ketika mereka tidak puas dengan gaji ekskutif perusahaan atau kebijakan
lainnya.
Pemegang saham yang paling aktif adalah
investor institusional (institusional
investors), atau lembaga keuangan yang membeli sejumlah besar saham.
Jika satu investor institusional yakin
bahwa perusahaan dikelola dengan buruk, maka investor tersebut dapat mencoba
untuk eksekutif perusahaan dan menyatakan ketidakpuasannya. Investor tersebut
juga dapat mencoba berkolaburasi dengan investor institusional lain yang juga
memiliki sejumlah besar saham perusahaan.
Hal
ini memberikan kekuasaan yang lebih besar untuk melakukan negosiasi karena
eksekutif perusahaan kemungkinan besar akan mendengarkan investor institusional
yang secara kolektif memiliki sejumlah besar saham perusahaan. Investor
institusional tidak mencoba mendikte bagaimana perusahaan seharusnya dikelola.
Melainkan, mereka mencoba untuk memastikan bahwa menejer perusahaan mengambil
keputusan kepentingan seluruh pemegang saham.
4. Tanggung Jawab
terhadap Kreditor
Perusahaan bertanggung jawab untuk
memenuhi kewajiban keuangannya kepada kreditor. Jika suatu perusahaan mengalami
masalah keuangan dan tidak mampu memenuhi kewajibannya, maka perusahaan
tersebut harus menginformasikan hal ini kepada kreditornya. Suatu perusahaan
memiliki insentif yang kuat untuk memenuhi tanggung jawabnya terhadap kreditor.
Jika perusahaan tidak membayar utangnya kepada kreditor, perusahaan tesebut
dapat dipaksa pailit.
5. Tanggung Jawab
terhadap lingkungan
Kualitas lingkungan adalah kebaikan
public, dimana setiap orang menikmatinya tanpa peduli siapa yng membayar
untuknya. Jika suatu produk yang dihasilkan suatu perusahaan tentunya membawa
dampak negative tehadap lingkungan (pencemaran lingkunga) seperti, polusi
udara, tanah dan air. Dapat dijelaskan sebagai berikut:
# Polusi
udara
beberapa proses produksi menimbulkan
polusi udara yang sangat berbahaya bagi lingkungan masyarakat karena bias
menimbulkan penyakit dan saluran pernapasan. Contonya seperti, polusinya kendaraan, produksi bahan bakar dan baja.
Suatu perusahaan tentunya mempunyai tujuan
untuk menghasilkan suatu produknya yang
baik dengan begitu mereka berusaha agar yang dihasilkan tidak membahayakan
lingkungan, contoh pada perusahaan otomotif dan baaja telah mengurangi polusi
udara dengan mengubah proses produksinya sehingga lebih sedikit karbon dioksida
yang dilepaskan ke udara.
Peranan pemerintah dalam mencegah polusi
udara. Pemerintah juga terlibat dalam memberlakukan pedoman tertentu yang
mengharuskan perusahaan untuk membatasi jumlah karbon dioksida yang ditimbulkan
olehproses produksi. Pada tahun 1970, Environmental Protection Agency(EPA),
diciptakan untuk mengembangkan dan memberlakukan standar polusi.
# Polusi
Tanah
Tanah telah terpolusi oleh limbah yang
beracun yangn tida dihasilkan dari beberapa proses produksi. Akibatnya tanah
akan rusak tidak subur dan akan berdampak buruk bagi pertanian.
Dengan begitu perusahaan harus mempunyai
suatu strategi yang mengarah pada pencegahan terhadap polusi tanah. Misalkan,
perusahaan merevisi produksi dan pengemasan guna mengurangi jumlah limbah.
Perusahaan juga harus menyimpan limbah beracunnya ditempat yang khusus untuk
limbah beracun dan perusahaan juga bias mendaur ulang membatasi penggunaan
bahan baku yang pada akhirnya akan menjadi limbah padat. Ada banyak perusahaan
yang memiliki program lingkungan yang didesain untuk mengurangi kerusakan
lingkuperngan. Contoh, perusahaan Homestake Mining Company mengakui bahwa
operasi penambangannnya merusak tanah, sehingga perusahaan tersebut mengelurkan
uang untuk meminimalkan dampak terhadap lingkungan.
# Polusi
Air / Pencemaran Air
Pencemaran air mengacu pada perubahan
fisik, biologi, kimia dan kondisi badan air yang akan mengganggu keseimbangan
ekosistem.Seperti jenis polusi, hasil polusi air bila jumlah besar limbah yang
berasal dari berbagai sumber polutan tidak dapat lagi ditampung oleh ekosistem
alam.
Sebenarnya ada alasan tertentu yang
berada di belakang apa yang menyebabkan pencemaran air. Namun, penting untuk
membiasakan diri dengan dua kategori utama pencemaran air, polusi beberapa
datang langsung dari lokasi tertentu seseorang. Jenis polusi disebut pencemaran
sumber titik seperti pipa air tercemar limbah yang mengalir ke sungai dan lahan
pertanian. Sementara itu, polusi sumber non-titik adalah polusi yang berasal
dari daerah-daerah besar seperti bensin dan kotoran lain dari jalan raya yang
masuk ke danau dan sungai. Salah satu penyebab utama pencemaran air yang telah
menyebabkan masalah kesehatan lingkungan yang serius dan merupakan polutan yang
berasal dari bahan kimia dan proses industri. Ketika pabrik-pabrik dan produsen
menuangkan bahan kimia dan limbah ternak langsung ke sungai dan sungai, air
menjadi beracun dan tingkat oksigen yang habis menyebabkan banyak organisme air
mati. Limbah ini termasuk pelarut dan zat-zat beracun. Sebagian besar limbah
tidak biodegradable. tanaman Power, pabrik kertas, kilang, pabrik-pabrik mobil
membuang sampah ke sungai.
Jadi
suatu perusahaan sangat berperan penting dalam menengani masalah tersebut
dengan melakukan penilitian dan strategi untuk mencegah terjadinya polusi air.
Jadi pad prinsipnya perusahaan harus melakukan ada dua cara untuk menanggulangi
pencemaran, yaitu penanggulangan non-teknis dan secara teknis.
Penanggulangan
secara non-teknis yaitu usaha untuk mengurangi pencemaran lingkungan dengan
cara menciptakan peraturan perundang-undangan yang dapat merencanakan,mengatur
dan mengawasi segala macam bentuk kegiatan industri dan teknologi sehingga
tidak terjadi pencemaran. Peraturan perundangan ini hendaknya dapat smemberikan
gambaran secara jelas tentang kegiatan industri yang akan dilaksanakan,
misalnya AMDAL, pengaturan dan pengawasan kegiatan, serta menanamkan perilaku
disiplin. Sedangkan penanggulangan secara teknis bersumber kepada industri
terhadap perlakuan buangannya, misalnya dengan mengubah proses, mengelola
limbah atau menambah alat bantu yang dapat mengurangi pencemaran.
6. Tanggung Jawab
terhadap Komunitas
Suatu perusahaan ketika mendirikan basisnya di suatu komunitas, maka perusahaan tersebut menjadi bagian dari
komunitas itu dan mengandalkan komunitas tersebut sebagai pelanggan dan
karyawannya. Perusahaan mendemonstrasikan acara-acara local atau memberikan
sumbangan ke yayasan local, misalkan perusahaaan yang telah mendonasikan dana ke
unversitas-universitas.
Untuk
perusahaan multinasional, komunitas perusahaan adalah lingkungan
internasionalnya. Ada banyak perusahaan yang terlibat dengan bisnis
internasionalnya misalnya sumbangan-sumbangan untuk bencana alam, seperti
tsunami, gempa.
Konflik
dengan memaksimalkan tanggung jawab sosial, keputusan para manajer perusahaan
yang memaksimalkan tanggung jawab sosial dapat konflik dengan memaksimalkan
nilai perusahaan. Biaya yang melibatkan dalam mencapai tujuan akan harus
dibebankan kepada pelanggan. Jadi, kecerendungan memaksimalkan tanggung jawab
sosial terhadap komunitas akan mengurangi kemampuan perusahaan menyediakan
produk dengan harga wajar kepada konsumen. Sebagai konsekuensi, masyarakat dan
pemegang saham biasa mendapat keuntungan dari mendukung sosial tersebut.
Apabila suatu perusahaan dapat mengidentifikasikan secara tepat suatu gerakan
sosial yang ada hubungannya dengan bisnisnya, maka dapat secara bersamaan
memberikan konstribusi kepada masyarakat dan memaksimalkan ni lai perusahaan.
Misalnya, suatu manufaktur sepatu dapat mensponsori lomba larii.
Bentuk-bentuk
Tanggung Jawab Sosial suatu Bisnis
Pelaksanaan tanggung jawab sosial suatu bisnis
adalah merupakan penjabaran dari kepedulian sosial dari suatu bisnis. Dengan
semakin tinggi tingkat kepedulian sosial suatu bisnis, maka bararti akan
semakin meningkat pelaksanaan praktik bisnis etik dalam masyarakat. Dengan
pelaksanaan etika bisnis maka kepentingan masyarakat banyak akan terlindung
dari praktik bisnis yang merugikan kepentingan masyarakat banyak.
Beberapa
bentuk pelaksanaan tanggung jawab sosial suatu bisnis yang dapat atau telah
dilakukan oleh beberapa pengusaha.
Pelaksanaan Hubungan
Industri Pancasila (HIP)
Banyak
pengusaha yang telah menyusun dan melaksanakan hubungan industry pancasila ini
dalam bentuk yang sering dikenal sebagai Kesepakatan Kerja Bersama (KKB). KKB
ini merupakan sebuah pedoman tentang hubungan antara pengusaha dengan para
pekerja atau karyawan perusahaan yang biasanya dituangkan dalam sebuah buku.
Dalam KKB ini diadakan berbagai ketentuan tentang hak-hak serta kewajiban karyawan.
Hak-hak
karyawan meliputi hak atas gaji maupun bentuk-bentuk lain yang berupa
kesejahteraan baik moril maupun materil baginya sedangkan kewajiban karyawan
yaitu melksanakan tugas pekerjaan yang ditugaskannya bagi masing-masing
karyawan yang bersangkutan sesuai dengan jabatan yang dipikulnya.
2. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
Banyak
pengusaha yang pada saat ini telah melakukan AMDAL ini dalam melaksanakan
kegiatan bisnisnya. Wujud nyata dari amdal ini tercermin dalam pelaksanaan
pengolahan limbah industry sedemikian rupa sehingga limbah tersebut menjadi
tidak mengganggu lingkungan. Proses produksi yang dilakukan oleh suatu bisnis
tidak jarang akan menimbulkan pencemaran lingkungan atau polusi, baik polusi
tanah, air dan udara. Dalam hal ini masih banyak pula pengusaha yang belum
menyadari akan tanggung jawabnya terhadap pengolahan limbah industry ini. Hal
ini pada umumnya disebabkan karena kurangnya kesadaran pengusaha terhadap
pencemaran lingkungannya.
3. Penerapan prinsip Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (K3)
Penerapan
prinsip K3 ini telah banyak dilaksanakan pula oleh pengusaha kita. Ada beberapa
perusahaan telah memperoleh penghargaan yang berupa “ ZERO ACCIDENT ’’.
Perusahaan yang memperoleh penghargaan ini bararti telah menjalankan proses
produksinya sedemikian lama tanpa mengalami kecelakaan kerja bagi karyawannya.
Hal ini merupakan prestasi yang cukup bagus dalam menjaga kesehatan dan
keselamatan kerja. Guna menjalankan pekerjaannya baik berupa topi pengaman,
masker, maupun pakaian kerja khusus dan sebagainya.
4. Perkebunan Inti Rakyat (PIR)
Pelaksanaan
program pemerintah yang berupa PIR di mana dalam hal ini Perkebunan Besar yang
biasanya adalah milik negara merupakan intinya yang akan menjadi motor
penggerak pembangunan perkebunan rakyat di sekitarnya yang merupakan plasma.
Perkebunan rakyat di sekitar yang merupakan plasma ini akan mendukung
kelancaran pemasokan bahan baku bagi nakan terjadi saling membantu antara
perusahaan rakyat yang pada umumnya kecil. Dengan demikian maka pembangunan
bangsa akan berjalan secara seimbang dan saling menompang.
5. System Bapak Angkat- Anak Angkat
Pelaksanaan
system ini juga banyak membantu kelancaran proses pembangunan bangsa serta
keterkaitan industry maupun ketrkaitan
kepentingan masyarakat banyak. Praktik tersebut tentu saja juga tidak mudah
untuk dilaksanakan karena diperlukan kesadaran yang tinggi dari pengusaha besar
yang harus bersedia untuk membantu perkembangan bagi pengusaha kecil yang
seringkali banyak menimbulkan persoalan bagi pengusaha besar yang menjadi bapak
angkat.
# Klasifikasi
Aspek Pendorong Tanggung Jawab Sosial
Pelaksanaan
tanggumg jawab sosial yang harus dilaksanakan oleh suatu perusahaan menuntut
diperlakukan oleh suatu perusahaan menuntut diperlakukannya etika bisnis
.
.
Perusahaan yang tidak memperhatikan
kepentingan umum dan kemudian menimbulkan gangguan lingkungan akan dianggap
sebagai bisnis yang tidak etis. Dorongan pelaksanaan etika bisnis itu pada
umumnya datang dari luar yaitu dari lingkungan masyarakat.
Hal
ini disebabkan karena pelaksanaan tanggung jawab sosial oleh suatu bisnis tidak
lepas dari beban biaya yang kadang-kadang cukup besar jumlahnya. Dengan
demikian maka secara interen pelaksanaannya akan terbentur pada pertimbangan
untung rugi yang pada umumnya mendominir dan menjadi ciri dari suatu bisnis.
# Dorongan
Tanggung Jawab Sosial
Masalah-masalah
sosial yang mendorong suatu bisnis melksanakan tanggung jawab sosialnya dapat
diklasifikasikan menjadi 4 macam yaitu:
Penerapan Manajemen
Orientasi Kemanusiaan
Pada umumnya kegiatan-kegiatan itern yang
terjadi di dalam perusahaan menimbulkan bentuk-bentuk hubungan kedinasan yang
sangat kaku, keras, zakeliyk, biokratik, dan otoriter. Prosedur administrasi
yang panjang dan berbelit-belit serta jenjang wewenang / tanggung jawab dalam
struktur organisasi seringkali menimbulkan tekangan batin bagi pelaksana maupun
pihak-pihak lain yang berhubungan dengan bisnis tersebut. Hubungan kemanusiaan
lalu menjadi kaku, hubungan ini menimbulkan suasana hubungan kerja yang kurang
manusiawi diantara mereka dalam perusahaan itu sendiri. Hubungan yang kurang
manusiawi sering pula terjadi antara perusahaan dengan pihak luar yang
berhubungan dengannya.
TUJUAN DAN MANFAAT CSR BAGI PERUSAHAAN
Program
CSR sudah mulai bermunculan di Indonesia seiring telah disahkannya
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan Undang-Undang
Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, adapun isi Undang-Undang
tersebut yang berkaitan dengan CSR,
yaitu:
Pada
pasal 74 di Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007, berbunyi:
1) Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya
di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan.
2) Tanggung
Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan
kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan
yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran.
3) Perseroan yang tidak
melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
4) Ketentuan
lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan diatur dengan
Peraturan Pemerintah.
Sedangkan
pada pasal 25 (b) Undang – Undang Penanaman Modal menyatakan kepada setiap
penanam modal wajib melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan.
Dari
kedua pasal diatas dapat kita lihat bagaimana pemerintah Indonesia berusaha
untuk mengatur kewajiban pelaksanaan CSR oleh perusahaan atau penanam modal
Definisi
CSR menurut World Business Council on Sustainable Development adalah komitmen
dari bisnis/perusahaan untuk berperilaku etis dan berkontribusi terhadap
pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, seraya meningkatkan kualitas hidup
karyawan dan keluarganya, komunitas lokal dan masyarakat luas.
Wacana
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility) yang kini
menjadi isu sentral yang semakin populer dan bahkan ditempatkan pada posisi
yang penting, karena itu kian banyak pula kalangan dunia usaha dan pihak-pihak
terkait mulai merespon wacana ini, tidak sekedar mengikuti tren tanpa memahami
esensi dan manfaatnya.
Program
CSR merupakan investasi bagi perusahaan demi pertumbuhan dan keberlanjutan
(sustainability) perusahaan dan bukan lagi dilihat sebagai sarana biaya (cost
centre) melainkan sebagai sarana meraih keuntungan (profit centre). Program CSR
merupakan komitmen perusahaan untuk mendukung terciptanya pembangunan
berkelanjutan (sustainable development).
Disisi
lain masyarakat mempertanyakan apakah perusahaan yang berorientasi pada usaha
memaksimalisasi keuntungan-keuntungan ekonomis memiliki komitmen moral untuk
mendistribusi keuntungan-keuntungannya membangun masyarakat lokal, karena
seiring waktu masyarakat tak sekedar menuntut perusahaan untuk menyediakan
barang dan jasa yang diperlukan, melainkan juga menuntut untuk bertanggung
jawab sosial.
Penerapan
program CSR merupakan salah satu bentuk implementasi dari konsep tata kelola
perusahaan yang baik (Good Coporate Governance). Diperlukan tata kelola
perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) agar perilaku pelaku bisnis
mempunyai arahan yang bisa dirujuk dengan mengatur hubungan seluruh kepentingan
pemangku kepentingan (stakeholders) yang dapat dipenuhi secara proporsional,
mencegah kesalahan-kesalahan signifikan dalam strategi korporasi dan memastikan
kesalahan-kesalahan yang terjadi dapat diperbaiki dengan segera.
Dengan
pemahaman tersebut, maka pada dasarnya CSR memiliki fungsi atau peran strategis
bagi perusahaan, yaitu sebagai bagian dari manajemen risiko khususnya dalam
membentuk katup pengaman sosial (social security). Selain itu melalui CSR perusahaan juga dapat membangun reputasinya,
seperti meningkatkan citra perusahaan maupun pemegang sahamnya, posisi merek
perusahaan, maupun bidang usaha perusahaan.
Dalam
hal ini perlu ditegaskan bahwa CSR berbeda dengan charity atau sumbangan
sosial. CSR harus dijalankan di atas suatu program dengan memerhatikan
kebutuhan dan keberlanjutan program dalam jangka panjang. Sementara sumbangan
sosial lebih bersifat sesaat dan berdampak sementara. Semangat CSR diharapkan
dapat mampu membantu menciptakan keseimbangan
antara perusahaan, masyarakat dan lingkungan. Pada dasarnya tanggung
jawab sosial perusahaan ini diharapkan
dapat kembali menjadi budaya bagi bangsa Indonesia khususnya, dan masyarakat
dunia dalam kebersamaan mengatasi masalah sosial dan lingkungan.
Keputusan
manajemen perusahaan untuk melaksanakan program-program CSR secara
berkelanjutan, pada dasarnya merupakan keputusan yang rasional. Sebab
implementasi program-program CSR akan menimbulkan efek lingkaran emas yang akan
dinikmati oleh perusahaan dan seluruh stakeholder-nya. Melalui CSR,
kesejahteraan dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat lokal maupun masyarakat
luas akan lebih terjamin. Kondisi ini pada gilirannya akan menjamin kelancaran
seluruh proses atau aktivitas produksi perusahaan serta pemasaran hasil-hasil
produksi perusahaan. Sedangkan terjaganya kelestarian lingkungan dan alam
selain menjamin kelancaran proses produksi juga menjamin ketersediaan pasokan
bahan baku produksi yang diambil dari alam.
Bila
CSR benar-benar dijalankan secara efektif maka dapat memperkuat atau
meningkatkan akumulasi modal sosial dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Modal sosial, termasuk elemen-elemennya seperti kepercayaan,
kohesifitas, altruisme, gotong royong, jaringan dan kolaborasi sosial memiliki
pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi. Melalui beragam mekanismenya,
modal sosial dapat meningkatkan rasa tanggung jawab terhadap kepentingan
publik, meluasnya partisipasi dalam proses demokrasi, menguatnya keserasian
masyarakat dan menurunnya tingkat kekerasan dan kejahatan.
Tanggung
jawab perusahaan terhadap kepentingan publik dapat diwujudkan melalui
pelaksanaan program-program CSR yang berkelanjutan dan menyentuh langsung
aspek-aspek kehidupan masyarakat. Dengan demikian realisasi program-program CSR
merupakan sumbangan perusahaan secara tidak langsung terhadap penguatan modal
sosial secara keseluruhan. Berbeda halnya dengan modal finansial yang dapat
dihitung nilainya kuantitatif, maka
modal sosial tidak dapat dihitung nilainya secara pasti. Namun demikian,
dapat ditegaskan bahwa pengeluaran biaya untuk program-program CSR merupakan
investasi perusahaan untuk memupuk modal sosial.
SUMBER:
http://gwadamakbar.wordpress.com/2012/01/24/pengertian-corporate-social-responsibility-csr/http://tedyjindol.wordpress.com/2012/10/15/tanggung-jawab-sosial-perusahaan-corporate-social-responsibility-csr/
http://csrpdamkotabogor.wordpress.com/edukasi/tujuan-dan-manfaat-corporate-social-responsibility-bagi-perusahaan/
Comments
Post a Comment